Tuesday, July 8, 2008

STOP Global Warming

Monday, July 7, 2008

Pengaruh Iklan

Konteks Akhlak
Secara langsung banyak tanyangan iklan yang madlorotnya (sisi negatifnya) lebih besar ketimbang maslahatnya. Contoh paling gampang adalah iklan rokok yang bombastis di setiap sudut kehidupan anak muda, resikonya banyak anak di bawah umur sudah menjadi perokok berat. Dan masih banyak iklan produk yang sasarannya anak muda dan telah berhasil membentuk karakter dan prilaku tunas muda Indonesia 'modern' yang tidak memiliki jati diri dan sepi dari nilai-nilai ahlakulkarimah. Dan hal ini sudah banyak kita temukan bukti seorang anak bisa menjadi pembunuh atau pencuri hanya karena melihat tanyangan iklan/film yang membangkitkan amarah dan mendorong anak untuk berbuat nekat. Karena iklan sekarang bukan hanya di TV dan tepi jalan saja, tapi telah masuk ke sekolah dan kamar rumah. Sungguh bahaya!

Konteks Sosial
Secara langsung banyak iklan yang sebenarnya dapat membuat tatanan sosial menjadi bias dan rusak, seperti orang menjadi malas memperbaiki hidupannya dengan bekerja karena terbuai iklan. Karena hampir semua sisi kehidupannya merasa sudah "terselesaikan" dengan konsep iklan yang begitu mudah dan ramah bukan? Mulai dari persoalan yang ringan sampai yang berat sekalipun dapat diselesaikan setelah kita melihat iklan dalam waktu sekejap. Sehingga banyak orang meganggap ringan dan mudah semua persoalan hidupnya, malas berusaha dan bekerja.

Konteks Religuitas
Agama-pun bisa menjadi mangsa iklan. Berapa banyak orang meninggalkan kewajibannya sebagai Muslim hanya karena tertarik melihat iklan yang menurutnya sangat menguntungkan dan menjanjikan perbaikan hidup dan Negara? Bahkan lebih tragisnya banyak orang meninggalkan Sholat hanya karena mencari iklan lowongan kerja yang belum tentu dapat atau cocok dan karena menanti atau menonton tayangan sepak bola dengan iklannya yang luar biasa?

Konteks Ekonomi
Masalah ekonomi jelas sebagai modal pokok dalam beriklan. Seseorang jelas tidak akan bisa mengiklankan pemikiran, ide, gagasan dan programnya kalau tidak memiliki kekuatan untuk membayar media yang mempublikasikannya. Sehingga hal ini sering menjadi perhitungan Cabup, Cagub, Caleg, Capres dan lainnya setelah memenangi pemilihan. Bahkan jauh-jauh sebelumnya telah mampu mendorong mereka melakukan tindakan 'kotor' untuk mendapatkan modal beriklan.

Iklan yang tidak realistis dari dua sisi sama-sama memberikan dampak negatif karena dapat mendorong pengiklan dan pemirsa untuk berbuat sesuatu tindakan yang kadang menghancurkan kehidupannya sendiri. Bisa jadi seseorang melakukan korupsi, hutang berbunga dan manipulasi dana dan lain sebagainya karena terpengaruh iklan.

Begitu Hebatkah Iklan?
Sebenarnya iklan tidak begitu gawat kalau pelakunya memahami kembali eksistensi dan tujuan iklan seperti yang dijelaskan di atas. Bahwa iklan adalah media informasi yang tidak bisa ditambah dengan maksud dan tujuan ideologis dan doktrin tertentu. Tapi karena pelakunya berangkat dan datang dari kelompok tertentu dan telah terjerumus kepada persaingan ekonomi/iklan yang semakin menjanjikan, menjadikan banyak orang lupa hakekat makna dan tujuan iklan, apapun akan dilakukan yang penting uang.

Jika demikian, maka semua itu termasuk sesuatu yang haram. Karena setiap sesuatu yang asalnya halal bisa menjadi haram jika dapat merugikan orang lain(madlorot), termasuk iklan. Apalagi iklan yang mengumbar aurat wanita dan pose-pose merangsang lainnya. Atau kita perbaiki sistim periklanan, pertegas hukum dan etika periklanan dan mengawasi dana beriklan?

Kalau iklan adalah media untuk menginformasikan sesuatu yang bermutu dan penting kepada masyarakat, maka sesungguhnya yang terjadi sekarang adalah memasarkan sesuatu yang tidak bermutu dan valid. Maka, anggaplah iklan sebagai berita yang biasa saja. Tapi ambilah iklan yang bermutu dan valid karena itu penting. Dan bagi Pesantren tidak perlu menambah "dosa" dengan membuat iklan yang terlalu "bonafid" tapi cukup dengan pembuktian diri di masyarakat sebagai lembaga pendidikan dan dakwah dalam mencetak ulama, fuqaha yang allamah dan beramal shaleh(a'milin).

Akhirnya, yang paling kita butuhkan sekarang adalah aturan yang kuat tentang hukum, etika dan sektor iklan tertentu. Jangan sampai anak SD (Sekolah Dasar) diberi iklan kondom atau minuman keras!

Masking Image

Desain Logo Clothing

Desain Cover Majalah

Desain Stan Pameran

"ILM" Anti Korupsi